Kamis, 09 Juli 2009

Kuasa ALLAH diatas segalanya

ALLAHU AKBAR

sungguh semuanya itu atas kehendak-NYA, tiga kali kehilangan sesuatu, tiga kali pula ia kembali. tiga kali kehilangan dompet dan tiga kali pula kembali dengan utuh. berikut rentetan kejadianya:

1. kejadian ini terjadi saat an masih semester 5, tuh dompet ketinggalan di toilet SC, anehnya an ga nyadar sama sekali kalo tuh dompet ga nempel pada kantong an, sampai pada malem hari Presma waktu itu( mas Dewa-red) datang ke sekre Himatel dan mengembalikan dompet an, entah siapa yang menemukan dompet itu, an lupa nanya ke mas dewa, soalnya an masih bengong ga nyadar kalo dompet tuh tadinya ga ada ama an.

2. kejadian yang kedua, terjadi sekitar dua atau tiga bulan yang lalu, tuh dompet ketinggalan di masjid Daarut Tauhid Gerlong, tuh dompet ketinggalan di ruang utama masjid, an sengaja mengeluarkan tuh dompet dan menaruhnya disamping an, setelah beberapa saat an taruh tuh dompet, an turun ke depan masjid untuk beli sekoteng, dan dudulnya... an lupa kalo tuh dompet masih di atas. sekoteng dah terlanjur di tangan, tapi ga bawa dompet.... lalu an nitip sekotengnya ke abang yang jualan dan bilang kalo mau ambil dompet diatas. tapi ketika an dah diatas..., tuh dompet dah melayang entah kemana, udah ga berwujud lagi. lalu an turun lagi dan ke abang yang jualan sekoteng kalo an ga jadi beli sekoteng karna dompet an raib(hilang-red), tapi abangnya baik, dan ngasih sekotengnya gratis, setelah makan sekoteng an ke DKM dan lapor kalo an kehilangan dompet, tapi kata mas-masnya ga ada laporan yang menemukan dompet, lalu an dimintai no HP an, kali aja dompetnya ketemu. sampai subuh belum ada laporan kalo ada yang menemukan dompet, sampai akhirnya an memutuskan pulang tanpa dompet dan isinya(berharap ga ada polisi yang nilang karena ga ada sim dan STNK), seampainya di pertigaan Gerlong.... HP an bergetar, ternyata ada 1 missedcall dan 1 new message yang isinya memberitahukan bahwa dompet an telah ketemu dan diminta langsung ke DKM, ALHAMDULILLAH akhirnya ketmu, langsung an putar arah dan mengambil dompet an, dan SUBHANALLAH dompet dan isinya masih utuh ga ada cacat ato berkurang sama sekali.

3. yang ketiga kalinya, dompet an jatuh entah dimana sebulan yang lalu, yang an tau... hanya tuh dompet udah ga ada ketika an sampai dikosan (GBA3), an dah pasrah kalo tuh dompet gabakal kembali lagi, ga mungkin tuh dompet balik lagi, tapi kuasa ALLAH memanga diatas segalanya SUBHANALLAH dompet an kembali ke an lagi, tepatnya hari rabu 8 juli 2009. awalnya an ga mikir lagi tentang dompet itu,tapi apa mau dikata kalau ternyata ALLAH menghendaki yang lain. pagi itu( 8 juli 2009) an dipanggil oleh salah satu tukang ojeg, dan beliau tanya ke an 'apa STNK mas hilang?',langsung an jawab kalo an pernah kehilangan dompet dan isi-isinya dan salah satunya adalah STNK, dan ternyata dompet itu telah ditemukan bapak tukang ojek yang namanya pak dana, tapi beliau saat itu ga bawa dompetnya, dan akhirnya kita janjian untuk ketemu lagi sore atau besok paginya, dan an lanjutkan perjalanan untuk menjadi saksi salah satu capres, setelah selesai, sorenya an coba ke tempat pak dana biasa mangkal, dan akhirnya an ketemu beliau, dan beliau mengembalikan dompet an,SUBHANALLAH dompet itu masih utuh dan ga ada cacat.bapak itu emang baik, beliau katanya udah pernah kekampus untuk mencari an karna pengen balikin tuh dompet, bahkan tuh dompet hampir aja mau beliau kirim ke alamat rumah ane yang di Pasuruan melalui pos, SUBHANALLAH itu bapak emang baik banget. ALLAHU AKBAR, sungguh kuasa ALLAH melebihi segalanya, disaat sudah tak ada harapan lagi untuk menemukan dompet itu, ternyata ALLAH memberi jalan lain yang sama sekali tak terduga.

mungkin ini salah satu ibrah yang bisa an ambil (masih banyak lagi yang bisa diambil selain itu), sungguh ALLAH akan membantu kita, dan semuanya itu sangat mudah bagi-NYA, jangan sampai kita putus asa dari-NYA, karena ALLAH akan membantu kita walaupun melalui jalan yang tak terduga-duga.

Minggu, 28 Juni 2009

oh mahasiswa

apakah mahasiswa dianggap kurang dewasa???

mungkin kami(mahasiswa) memang belum memiliki kedewasaan yang mutlak itu, tapi sekanak-kanak itukah kami??? sehingga kami tidak dimintai pendapat dalam setiap kebijakan.

kami bukan anak SD lagi, yang harus mengikuti aturan-aturan yang semuanya harus dituruti tanpa ada rasionalisasi, kami butuh kejelasan tentang segala sesuatu, kami bukan manusia-manusia yang sama sekali tidak punya akal pikiran, sehinga kami harus ikut semuanya tanpa ada alasan.

bolehlah...! !, beberapa orang menganggap kami belum profesional, tapi bukan berarti kami tidak mau belajar profesional.

oke... kalau ada yang menganggap kami belum dewasa,, tapi bukan berarti kami tidak memiliki kedewasaan itu. walaupun mungkin cuma "sedikit", tapi kami tetap memiliki hal itu.

kami butuh penjelasan, kami bukan boneka,kami adalah para manusia yang mencari dunia pendidikan yang jelas, izinkan kami mengeluarkan pemikiran kami dan biarkan kami bergerak, selama pergerakan kami benar dan dalam batas kewajaran, kami butuh bimbingan bukan tekanan.
izinkan pemikiran kami berkembang.

Selasa, 16 Juni 2009

"yo kita menulis"

kalo ada yang pernah dengar kata2 “mulutmu harimaumu”, mungkin itu memang ada benarnya , salah kata dikiiiit aja dalam pengucapan seseorang, bisa jadi menyebabkan sakit hati yang dalem buangeet.

nah kalo kata-kata dalam pengucapan dg “bahasa bicara” aja yang di ucapkan dengan intonasi yang bervariasi bisa salah arti, apalagi kata-kata yang di ucapkan dengan “bahasa tulis”yang tidak punya intonasi sama sekali???

“bahasa tulis” itu lumayan lebih susah jika di bandingkan dengan “bahasa bicara”,kalo misalnya kita bicara, kita bisa mengontrol emosi orang lain dengan menggunakan intonasi dan gaya bahasa yang kita mainkan, tapi kalo kita menggunakan media tulisan untuk menyampaikan sesuatuu…. ., bisa jadi apa yang kita maksudkan dalam tulisan itu berbeda penafsiran dengan orang lain.

contoh sederhananya aja, kata “ya” bisa jadi beda penafsiran jika di ucapkan dan jika dituliskan.

contoh kasus
1. pembicaraan 2 orang

fulan A: “akh besok qita ada liqa?”
fulan B: “ya”(dengan intonasi biasa).

2. pertanyaan yang sama, tapi via sms

fulan A sms : assalamualaykum akh besok qita ada liqa?.
balasan fulan B: waalaykumsalam ya.

di kasus pertama mungkin si fulan A hampir dipastikan tidak ada masalah dengan jawaban seperti itu, bahkan mungkin tak akan menimbulkan tafsiran yang “bukan-bukan” , tapi kalo di kasus yang ke-2 bisa jadi si fulan A langsung berfikir ” apa fulan B marah ya…., kok jawabannya cuma gitu???”, padahal si fulan B tidak ada maksud marah, tetapi hanya sekedar menjawab pertanyaan dari Fulan A.

nah kalo hanya sekedar kata “ya” bisa menimbulkan penafsiran yang berbeda-beda. .., apa lagi dengan kata-kata yang lain???. makanya yuk belajar menulis, jangan sampai tulisan kita menimbulkan ambiguitas yang bisa menjadikan “tulisan kita harimau kita”, jadikanlah tulisan-tulisan kita sebagai tali ikat yang digunakan untuk mengikat ilmu-ilmu yang kita cari.

“bahasa tulis”juga perlu kita latih, jangan sampai kita hanya pandai bicara tapi tak pandai menulis…, mau di apakan ilmu-ilmu kita(kalo punya-red)?? kan kita ga hidup selamanya… , kalo kita hidup selamanya… , kita bisa selalu menjelaskan sesuatu ke orang lain dengan ucapan-ucapan kita, sehingga semuanya bisa di jelaskan secara terperinci.

jadikan diri kita menjadi generasi yang gemar menulis, bukan generasi yang sia-sia.
generasi yang tak hanya bicara, tetapi menjadi generasi yang selalu ingin menghasilkan suatu karya.